Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Rabu, 08 Agustus 2012

Kamu Mahasiswa Baru Kedokteran?


Informasi Buku-buku Kedokteran Buat Mahasiswa Baru
Anda mahasiswa baru? Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat.
Menjadi mahasiswa merupakan momentum perubahan dari remaja yang biasanya ikut-ikutan arus perubahan menjadi sosok yang katanya agen perubahan atau agent of change. Perubahan status memang menuntut penyesuaian. Khusus untuk kasus Anda mahasiswa baru, termasuklah mahasiswa baru kedokteran, banyak yang perlu dipersiapkan sebagai penyesuaian awal mulai dari penyesuaian dengan lingkungan baru baik lingkungan kampus dengan segala sistem pendidikannya maupun dengan personil-personil baru di sekeliling, persiapan hidup mandiri terutama bagi calon anak kost, persiapan mental dan persiapanperlengkapan kuliah, termasuklah persiapan buku-buku.
Mengenai persiapan buku, Anda tentunya memerlukan informasi buku-buku kedokteran apa saja yang bermutu yang perlu dipersiapkan menjadi pendamping proses belajarmu, dan kapan waktu minimal ideal memilikinya.
Dalam dunia fisiologi misalnya ada banyak judul yang tersedia seperti Fisiologi Manusia Guyton, Fisiologi Sherwood, Fisiologi Ganong, Fisiologi Silverthon, Atlas Fisiologi Manusia Netter, dan masih banyak lagi judul dari banyak terbitan yang bisa menjadi pilihan. Anda tidak bisa mengkoleksi semuanya kecuali memiliki kantong yang tebal. Lagipulaakan sangat mubazir jika memebeli beberapa buku yang ‘serumpun’, manakala sebenarnya Anda cukup membeli 1 atau 2 buku dari rumpun itu saja. Hemat uang dengan memilih buku yang tepat, unggul kualitas isinya (dan mudah dipelajari tentunya) dari kumpulan judul serupa. Lalu Anda mungkin bertanya kepada saya, “Jadi buku-buku apa saja yang bagus? Bagaimana memilihnya?”
Saya bisa saja merekomendasikan judul-judul tertentu di sini untuk menjawab pertanyaan Anda tersebut, namun tulisan ini akan terlalu panjang jadi saya urung menuliskannya, mudah-mudahan di lain waktu bisa dituliskan dan dipasang linknya di postingan ini. Sebagai gantinya  Anda saya sarankan untuk mencoba beberapa hal sebagai berikut. Check these out, dah bro. Mudah-mudahan bermanfaat.
Link Buku yang direkomendasikan. Klik di sini
Tips Memilih Buku
1.       Mendapatkan informasi judul-judul buku yang tepat dari senior-senior Anda . Anda khawatir karena belum memiliki kenalan senior di kampusmu? Mungkin Anda dapat menanyakannya usai sholat berjamaah di masjid kampus. Hitung-hitung dapat kenalan baru dan mendapat pahala silaturahim juga, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, begitu kira-kira. Bahkan, jika diiringi niat ikhlas menjalin silaturahim, dengan izin-Nya silaturahim akan mendekatkan Anda sampai ke tingkat hati, maka sangat mungkin Anda akan bersahabat baik dengannya dan justru dipinjami buku-buku yang direkomendasikan oleh senior tersebut. Alhamdulillah.
Dapatkan informasi dari beberapa senior agar anda memiliki informasi dan pertimbangan dari berbagai perspektif. Sebaiknya carilah pendahulu yang tepat pula. Biasanya saat masa orientasi nanti, Andaakan diperkenalkan dengan sosok-sosok mahasiswa berprestasi. Mereka bisa menjadi salahsatu yang Anda mintai pendapat. Kalau kesulitan juga, hubungi lembaga dakwah kampus atau badan eksekutif mahsiswa, mereka insyAllah akan dengan senang hati membantu. Percayalah, anda Akan diuntungkan dengan banyak bertanya kepada mereka. Karena mereka akan memberikan pengalaman mereka yang berharga itu. Berharga karena Anda tidak perlu melewatinya (terutama pengalaman yang buruk) tapi langsung mendapatkan hikmah dan solusinya. Mereka juga memiliki informasi misal seputar isi kuliah dosen-dosen tertentu cenderung berasal dari buku-buku tertentu atau buku-buku mana yang applicable banget atau enjoy sekali deh dikunyah bahasanya, udah gitu enaaak.  Sebaliknya, ada yang sungkan bertanya, tapi terlalu bersemangat, sehingga banyak sekali buku yang dibeli tapi kemudian ternyata ia mendapati bahwa buku tersebut tak terlalu diperlukan, malah ada yang tidak sama sekali.Andai saja uang untuk membeli buku tersebut dialihkan untuk anggaran membeli buku lain atau kebutuhan kuliah lainnya. Biasanya ungkapan tersebutlah yang muncul. Nah... padahal menyesal tiada gunanya, dan berandai-andai tentang masa lalu memberikan peluang setan untuk masuk lalu melenakan kita berlama-lama dalam hal yang sia-sia,tiada gunanyadan membuat kita tidak bersyukur. Berbeda dengan impian masa depan, berandai-andai tentang masa lalu sangat sering kontraproduktif.
2.       Anda juga bisa melakukan hal yang sama dengan bertanya tukar informasi kepada teman-teman Anda di Fakultas Kedokteran lain baik itu teman yang tinggal di samping rumah atau yang sering bertemu di jejaring sosial. Biasanya kita akan mendapati ternyata ada judul-judul tertentu yang bagus namun belum pernah kita dengar, atau belum pernah kita lihat, akan tetapi sudah dipakai luas di kampus si teman/sohib kita tersebut. Wajar memang, lain ladang lain kutu buku, lain pula ilalangnya, ups salah, maksudnya wajar karena setiap Fakultas Kedokteran memiliki kecenderungan tersendiri perihal penggunaan literatur. Ada juga yang menghasilkan buku sendiri karena memiliki balai penerbitan buku mandiri.
3.       Kunjungi perpustakaan lalu bongkar-bongkar deh buku-buku yang ada di sana. Siapa tahu masih ada buku bagus yang belum dipinjam buat diaudisi bagus tidaknya dijadikan milik sendiri. Eiiits, bukan ngajarin nyolong tuh buku. Dapat bagian dosanya ane nanti. Maksudnya, buku dengan judul serupa di toko bukulah yang bakalan dijadikan milik sendiri.
4.       Surfing di internet juga bisa menemukan ebook-ebook kedokteran bermutu baik lewat website penjualan, lewat website yang memberikan ulasan atau resensi sebuah ebook buku ajar/klinis maupun website-website tertentu lainnya. Ebook ini ada beberapa jenis:
a.       Sebagian besar berbayar,
b.      Sebagian dinyatakan gratis disharing nonkomersial oleh penerbitnya, dan
c.       Sebagian yang lainnya sebenarnya berbayar namun dibajak, dicrack, diconvert dalam format yang berbeda dan dijadikan gratis oleh orang-orang yang sejujurnya sebenarnya tidak punya hak atas jual beli ebook tersebut.
Jenis ebok yang terakhir ini kadang membuat kita gamang antara memilih suatu kebutuhan dan tanggungjawab moral spiritual menjaga diri dari sesuatu yang syubhat (ragu-ragu) dan haram. Tak bisa dipungkiri kalau seringkali pula kita gagal mempertahankan idealisme dengan sedikit beralasan memberikan pembenaran kepada diri bahwa ini demi pendidikan, demi ilmu. Tapi hati kecil kadang bersuara jua, kan ebook buku ajar itu komoditas perdagangan juga, sedangkan perdagangan dengan siapapun dihormati akad jualbelinya. Ilmu adalah cahaya, sedang cahaya akan bersinar terang kepada yang menjaga kesucian. Nah, akhirnya Andalah adalah orang yang memutuskan untuk memilih dengan resikonya masing-masing. Pilihlah dengan bijak.
Namun tidak melulu mengkonsumsi buku-buku bergenre kedokteran saja. Selain buku-buku tersebut, jangan lupakan pula buku-buku lain yang menambah softskill Anda, buku-buku tentang Kepemimpinan (leadership),buku tentang teknik komunikasi yang baik dan tentu saja yang tak kalah penting buku-buku yang mengisi dan menstabilkan rohani Anda seperti buku keagamaan dan motivasi hikmah kehidupan. Agama bukanlah sesuatu yang menjadi pelengkap diri, jadi jangan biarkan agama diabaikan dalam kehidupan Anda.
Agama bukanlah sesuatu yang menjadi pelengkap diri, kita harus menekankan hal tersebut. Saatnya Anda menyesuaikan cara pandang Anda, apalagi sekarang Anda menyandang gelar mahasiswa, ‘siswa’ yang harusnya bisa berpikir dewasa tentu saja. Dewasa adalah pilihan. Demikian juga halnya dengan mendewasakan cara pandang adalah pilihan. Agama sekali lagi bukanlah pelengkap. Jangan terperangkap budaya sekuler yang mewabah. Agama hendaknya menjadi napas dalam semua gerak Anda, pedoman dalam hidup. Agamalah yang juga mengingatkan Anda untuk bisa membaur dimana saja dalam keadaan apa saja tapi tidak melebur untuk hal-hal tertentu yang masuk dalam tataran akidah. Ya, membaur tapi tidak lantas melebur.Anda sekarang adalah mahasiswa, saatnya cara pikir Anda memandang masalah sebagai seorang dewasa dan bukan lagi sebagai seorang pelajar SMA. Bukan bermaksud mengkerdilkan, tapi nyatanya memang selalu ada contoh pemikiran dan jiwa remaja terperangkap dalam tubuh dewasa. Tidak ada salahnya itu terjadi dalam tahap pembelajaran, namun menjadi suatu pertanyaan jika itu terjadi berkepanjangan.
Kritis dan Kemauan untuk Mengkritisi
Sebagaimana menjadi dewasa adalah suatu pilihan, menjadi kritis dan mau mengkritisi juga pilihan. Menurut saya, ada banyak tipe orang sebenarnya jika dikelompokkan berdasarkan kritis ini. Mungkin topik ini akan membahs topik yang sedikit kontrversial, tapi menurut saya krusial pula untuk didiskusikan.
1.       Ada yang memang tidak mau menjadi kritis, ”Buat apa kritis, toh apa gunanya, jalani aja kehidupan apa adanya, ikut aja apa kata orang-orang”, yang seperti ini mungkin bisa dimasukkan kepada kelompok orang-orang yang melakukan penyangkalan dan menyia-nyiakan anugerah atau mengalami kekecewaan yang sangat. Kalau tidak kritis, banyak unsur kehidupan yang berjalan stagnan, banyak masalah yang tak terpecahkan dan tentu saja banyak penemuan luar biasa bagi kehidupan tak akan dilakukan oleh para ilmuwan.Akal adalah anugerah yang diberikan oleh-Nya untuk bisa kita gunakan secara bertanggungjawab.
2.       Ada yang kritis. Sungguh kritis kepada banyak hal mulai dari hukum, pemerintahan, pertahanan keamanan, masalah sosial, finansial dan lain sebaginya. Namun ia lupa kepada sesuatu yang sebenarnya penting sekali. Ia belum kritis kepada agamanya sendiri. Padahal agama di dunia ini banyak. Sudahkah ia kritis memilihnya? Hmmm, padahal ia meyakini bahwa agama sebagai pedoman hidupnya.  Kenapa ia bisa selalai itu untuk urusan yang sepenting ini. Apakah ia sudah menjawab pertanyaan, “Apakah agamamu Benar? Ada kemungkinan salah pilih?”. Tentu saja ada kemungkinan salah pilih, apatahlagi bagi yang beragama layaknya warisan atau karena keturunan. Mohon, renungkanlah sejenak.
Masih banyak yang beragama A karena ia semata dilahirkan dari keluarga beragama A. Ketika ditanya mengapa beragama A, ia bingung mencari jawaban. Beruntung jika agama tersebut benar. Jika Salah? Sudahkah ia memilih sendiri? Tidak ada salahnya memilih kembali, walaupun pada akhirnya menjatuhkan pilihan kepada agama yang sama dengan saat kita dilahirkan. Saya bangga dan bersyukurkarena dilahirkan beragama Islam dari keularga Islam, dan dengan bangga pula kembali memilih Islam sebagai agama saya begitu saya mengerti masalah memilih ini. Saya bangga karena saya memilih agama saya sendiri. Saya Insya Allah akan mempertahankannya dan menjalankannya dengan sekuat saya karena saya yakin akan pilihan saya, saya yang memilihnya di atas agama-agama lain. Meminjam kalimat Ustad Bagus Hernowo, Kita akan bersungguh-sungguh dalam sesuatu hal jika kita mengetahui alasan kita melakukan sesuatu.
Sekali lagi berkaitan dengan memilih agama ini, jika kita jujur maka akal kita dan hati nurani kita sendiri secara fitrah menyangkal pernyataan semua agama benar. Karena tidak mungkin semuanya benar. Banyak agama yang isinya bertolak belakang dalam hal-hal yang krusial. Anda sudah mempelajarinya? Saya suka meminjam istilah Ustad Jefri, Pasti ada satu kebenaran paling objektif (umum) di atas kebenaran subjektif yang terbatas. Ada satu agama yang benar di antara agama-agama. Jangan terkecoh dengan pernyataan semua agama benar. Pernyataan semua agama benar mungkin hanyalah suatu alat pemersatu keduniawian semata. Jangan korbankan diri Anda oleh provokasi dunia.
3.       Ada yang kritis dan sudah mengkritisi agamanya sendiri. Sudah jelas dengan penjelasan di  paragraf sebelumnya
4.       Ada yang terlalu kritis tapi tak bertanggungjawab. Kritis sekali sampai akhirnya mengagungkan ilmu pengetahuan dan teknologi di atas segalanya. Saya meminjam logika Ustad Arifin Ilham dalam paragraf ini.Saat teknologi sangat berkembang, mereka di kelompok ini menganggap bahwa agama sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman, sedangkan semua masalah sudah dapat diselesaikan dengan ilmu teknologi semata.  Kelompok ini bahkan mengesampingkan keberadaan Tuhan. Pada titik kulminasinya, mereka menganggap bukanlah Tuhan yang menciptakan manusia tapi manusialah yang mengada-adakan Tuhan alias manusia yang menciptakan Tuhan. Bahkan dengan alibi yang sangat nakal mereka bertanya,” Jika Tuhan itu ada, dimana adanya?” kalau Tuhan ada, kapan adanya? Telorkah dulu ataukah ayamkah dulu. Kalau Tuhan ada, bagaimana wujudnya?Bahkan sangat mungkin ada agama yang mempersonifikasikan Tuhan dalam bentuk benda, hewan, atau manusia. Ilmu pengetahuan atau akal atau kekritisan tersebutlah yang justru dijadikan Tuhan mereka.Kritis yang tak bertanggungjawab dan melupakan kejernihanlogika berpikir. padahal jika mereka mau jujur dalam kritisnya, maka mereka kan menemukan bahwa dunia ini pasti ada penciptanya. Namun seringkali dengan akal yang terbatas itu mereka sangat tak bertanggungjawab. Berkaitan dengan ini, sebuah audio “Akal mencari Tuhan” sangat menarik untuk disimak. Audio ini berisi logika-logika rasional menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyesatkan tentang tidak adanya Tuhan, tentang pernyataan Karl Marx tentang semua agama adalah candu, tentang agama adalah tirani,dan berbicara juga tentang teori Relativitasdan banyak hal menarik lainnya.Setelah membahas dengan logika-logika menarik, Anda dipersilahkan mencari dan membuktikan sendiri mana agama yang benar, walaupun ditambahkan pula sebuah contoh bagi Anda. Terserah Anda dah, hi2. File audio ini sangat direkomendasikan bagi semua pemeluk agama jika memang Anda serius mencari kebenaran. Dengarkanlah terlebih dahulu sampai selesai barulah Anda protes isinya. Untuk mendownload kliklah di sini
Anda dapt memberikan umpan balik di sini secara nonemosional. Kita mencari kebenaran bukan berdebat mempertahankan keegoan kita masing-masing.
DOWNLOAD AUDIO AKAL MENCARI TUHAN

Artikel Terkait Agama ,Buku Kesehatan (+Kedokteran) ,DOWNLOAD ,Islamic ,Kedokteran ,Kesehatan ,Kritis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan pesan Anda :)